+62 (0717) 422145
Link Penting UBB

Artikel Feature UBB

Universitas Bangka Belitung's Feature
05 Oktober 2009 | 13:58:19 WIB


MENYONGSONG FAJAR BERSAMA RATUSAN BIBIT MANGROVE DI MUARA SUNGAI KURAU TIMUR BANGKA TENGAH







TAMPAK DARI JAUH KERAMAIAN PESERTA PENANAMAN BAKAU






Rasa dinginnya fajar masih terasa menyelimuti kulit kami, disaat seperti ini ingin rasanya terus memejamkan mata berselimutkan kain tebal menemani tidur kami. 16 Agustus 2009 Pukul 05.00 pagi kami sudah mulai berangkat menuju muara sungai kurau untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan, mulai dari bibit bakau, kayu pancang untuk tegak kokohnya bakau melawan terjangan ombak, perahu untuk membawa bibit menuju lokasi penanaman (muara sungai kurau) dan yang tidak kalah penting kamera yang siap mengabadikan kegiatan. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UBB di Desa Kurau Timur terhadap pemberdayaan lingkungaan hidup masyarakat. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama pemerintah Desa kurau timur, Karang Taruna serta Bangka Botanical Garden ketapang Pangkalpinang. Adapun peserta KKN UBB di Desa Kurau Timur antara lain Firmansyah Ramlan (teknik mesin), Andi Gustomi (Manajemen Sumberdaya Perairan), Azhari Oramahi (Pertanian), Budi (Ilmu Hukum), Firmansyah (Ilmu Hukum), Luna Febriani Syarief (Sosiologi), Indah (Sosiologi), Reni Kusmita Sari (Manajemen), dan Deri Sagita (Akuntansi).

Penanaman kembali hutan mangrove yang telah mengalami kerusakan merupakan upaya kita untuk menjaga keseimbangan alam. Mangrove kita kenal sebagai habitat dari berbagai ekosistem perairan seperti ikan, kepiting, dan udang untuk mencari makanan (feeding ground), daerah pemijahan (spawning ground), dan daerah pembesaran (nursery ground) yang kesemuanya itu akan bermanfaat pula bagi kesejahteraan manusia. Selain itu juga hutan mangrove yang didominasi Rhizopora sp. Ini memiliki peranan yang penting bagi desa kurau antara lain sebagai daerah pencaharian nelayan kepiting bakau serta sebagai pertahanan desa kurau dari terjangan gelombang pantai dan abrasi.

Pada proses penanaman bakau ini banyak tantangan dan hal baru yang kami hadapi, mulai dari berjalan tanpa alas kaki dengan substrat perairan yang berlumpur hingga 300 m dengan unjaman-unjaman kayu dipermukaan lumpur yang siap merobek kulit kaki kami. Tolehan kepala menuju wajah teman kian terjadi dan menjadi-jadi ketika unjaman kayu (tunggul) atau sisa bagan dan akar tanaman bakau menusuk kaki nan tidak bersalah ini. Tetapi berawal dari itulah semangat proklamasi ala pejuang kemerdekaan Republik Indonesia (RI) kian terasa. Satu tim membawa bakau dengan perahu menyusuri sungai kurau menuju daerah penanaman, sedangkan yang lainnya menyusuri tepian sungai yang berlumpur dikala pada saat itu air sungai masih surut (pukul 05.00 WIB).
Semoga apa yang kami perbuat ini tidak terlepas dari kepedulian kita semua terhadap lingkungan hidup. Selamat menempuh hidup baru bakau sang penerjang ombak.





PESERTA MENYIAPKAN KAYU PANCANG UNTUK DIBAWA MELALUI SAMPAN MENUJU LOKASI PENANAMAN BAKAU



ROMBONGAN TIBA DILOKASI PENANAMAN BAKAU



PESERTA BERFOSE BERSAMA KETIKA MENANAM BAKAU



ROMBONGAN MENURUNKAN BAKAU DARI SAMPAN


Written N Photographed by : Kelompok KKN Angkatan IV UBB Desa Kurau Timur


Feature UBB

Berita UBB

UBB Perspectives